Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Ragam

Awas Putin-Xi Jinping Ngamuk, Biden Tembak ‘Bom’ Baru ke Rusia-China

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjatuhkan ‘bom’ ke Rusia dan China. Pada Rabu waktu setempat, Washington secara resmi mengeluarkan ratusan sanksi baru yang menargetkan aktivitas Rusia, termasuk yang dilakukan melalui Tiongkok.

Rusia sendiri sudah dikenai sanksi oleh Barat karena perang di Ukraina. Sanksi baru tersebut juga terkait dengan kasus tersebut, di mana beberapa perusahaan China diyakini “diam-diam” mendukung militer Rusia.

Mengutip Reuters, Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan hampir 200 sanksi sementara Departemen Luar Negeri telah menjatuhkan lebih dari 80 target.

Sebanyak 20 sasarannya merupakan perusahaan yang berlokasi di Tiongkok dan kawasan khusus merdeka, Hong Kong. Dukungan Tiongkok terhadap Rusia adalah salah satu dari banyak ancaman dalam menghidupkan kembali hubungan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

“Departemen Keuangan telah memperingatkan bahwa perusahaan akan menghadapi masalah serius jika mereka memberikan dukungan finansial untuk perang Rusia, dan AS hari ini akan berupaya mencapai target tersebut untuk sekitar 300 perusahaan,” kata Menteri Keuangan SA, Janet. Yellen, dalam keterangannya yang diumumkan pada Kamis (2/2).

Tak hanya China, sanksi juga dilaporkan terhadap perusahaan lain di Azerbaijan, Belgia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Slovakia. Keduanya dituduh mengizinkan Rusia “memperoleh teknologi dan peralatan penting dari luar negeri” meski motif pastinya belum diungkapkan.

“Kekhawatiran terhadap organisasi di Tiongkok yang menyediakan peralatan militer ke Rusia terfokus pada departemen dan administrasi,” kata kepala Departemen Luar Negeri AS.

“Alasannya sederhana karena Tiongkok adalah pemasok barang terpenting bagi sistem pertahanan Rusia, dan Rusia menggunakannya untuk berperang melawan Ukraina,” katanya.

“Jika Tiongkok mengakhiri bantuan ekspornya, Rusia akan kesulitan mempertahankan perang,” katanya.

Menurut AFP, sanksi rinci telah dijatuhkan kepada perusahaan-perusahaan di sektor energi seperti pertambangan dan logam. Masyarakat juga dijadikan sasaran “hukuman”.

Kedutaan Besar Rusia di AS belum menanggapi laporan tersebut. Namun, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington membantah sanksi tersebut.

Liu Pengyu mengatakan bahwa pemerintah mengendalikan barang impor sesuai dengan hukum dan peraturan. Dia mengatakan perdagangan permanen dan kerja sama ekonomi antara Tiongkok dan Rusia sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan prinsip pasar.

“Pihak Tiongkok sangat menentang sanksi yang dijatuhkan AS kepada negara lain,” ujarnya.

Tonton video di bawah ini: Video: China malu dengan tuduhan AS atas perang Rusia-Ukraina (sef/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *