Bye Solar, Agincourt Resources Full Pakai Setrum PLN dan PLTS
Tapanoli Selatan, CNBC Indonesia – Upaya pembangunan berkelanjutan yang dilakukan perusahaan pertambangan PT Agincourt Resources antara lain dengan meninggalkan solar sebagai sumber listrik perusahaan.
Saat ini, Agincourt menggunakan 100% listrik dari PT Perusahaan Perusahaan EL Negara (Persero) atau PLN dan inisiatif pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Chief Operating Officer Rahmat Lovis mengatakan, dulu perseroan menggunakan 32 genset yang membutuhkan sekitar satu juta liter per bulan untuk beroperasi. Artinya, jika ditambah kebutuhan solar untuk kendaraan pertambangan, maka Agincourt mengonsumsi 24 juta liter solar per tahun.
Menurutnya, dampaknya besar terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Sekarang kalau listriknya disediakan PLN, (konsumsi BBM) hilang setengahnya,” kata Rahmad, Selasa (5/6/2024).
Pemasangan panel surya dilakukan di area kamp pekerja tambang emas di Martaba. Pada tahun 2023, Agincourt akan memiliki instalasi panel surya berkapasitas 2,1 megawatt (MWp).
Rahmad menjelaskan, hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya perusahaan mengurangi jejak karbon. Agincourt juga bereksperimen dengan penggunaan ekskavator hibrida untuk operasi penambangan. Namun, menurut Rahmad, penggunaan alat berat berteknologi mesin dengan sumber tenaga campuran minyak dan listrik masih menjadi tantangan besar.
Selain itu, dalam upaya mengurangi jejak karbon, Agincourt kini juga memiliki sistem pengelolaan air. Air yang dibutuhkan untuk produksi diperoleh dari sumur. Residunya akan diolah dan kemudian dibuang ke sungai.
Sebagai informasi, Agincourt merupakan anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR) hingga PT Danusa Tambang Nusantara. Danusa memiliki 95% saham Aginkor, sedangkan 5% dimiliki oleh Pemprov Tapanoli Selatan dan Pemprov Sumut melalui PT Artha Nugraha Agung. Saksikan video di bawah ini: Video: Kredit Alat Berat Terintegrasi KB Bank United Tractors (mkh/mkh)