Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Syariah

Duh! RI Makin Doyan Impor Pangan, Tahun 2023 Tembus Rp107 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia – Guru Besar IPB Dwi Andreas mengatakan impor pangan Indonesia terus meningkat. Bahkan, kata dia, nilai impor pangan Indonesia meningkat hingga 2 kali lipat.

Menurut dia, untuk 5 bahan baku terpenting tersebut, nilai impornya tercatat sebesar 6,61 miliar USD atau setara Rp 107,67 triliun (kurs Rp 16.289).

Sebagai catatan, pada tahun 2024 pemerintah menetapkan impor pangan sebanyak 12.437.218 ton. Impor tersebut meliputi impor beras, gula, bawang putih, daging sapi, dan jagung. Besaran tersebut diatur dalam Sistem Karakteristik Komoditi Nasional (SINAS NK) yang diputuskan melalui rapat terbatas (ratas) pemerintah.

“Saat ini impor pangan meningkat dua kali lipat. Dibandingkan tahun 2013, impor pangan tercatat sebesar USD 10 miliar. Pada tahun 2023 nilainya mencapai USD 18,76 miliar. Atau lebih dari Rp 300 triliun (dengan kurs Rp 16.289 sama dengan Rp305) .49) triliun ) yang kita transfer ke petani di luar negeri,” ujarnya di Profit CNBC Indonesia, dikutip Senin (10/6/2024). 

“Jadi sebenarnya pertumbuhan impor kita luar biasa. Artinya ada yang salah dalam pengelolaan sistem pangan kita. Politik sistem pertanian kita adalah kerugian yang wajar bagi petani,” ujarnya.

Akibatnya, tambahnya, impor pangan Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2023, lanjutnya, impor pangan tercatat sebesar 10,3 juta ton. Artinya akan terjadi peningkatan impor pangan sekitar 2 juta ton pada tahun 2024. 

“Kalau bicara impor 8 komoditi utama tahun ini bisa mencapai 30 juta ton, padahal tahun 2008 impornya hanya sekitar 2 juta ton. Impor komoditi utama tersebut adalah beras, gandum, kedelai, jagung, gula, bawang putih, kacang tanah, dan singkong,” ujarnya.

Impor tahun 2023 adalah beras 3,06 juta ton ($1,79 miliar), gula 5,07 juta ton ($2,88 miliar), bawang putih 0,57 juta ton ($0,66 miliar), daging sapi 0,24 juta ton ($0,86 miliar) dan jagung 1,35 miliar miliar. juta ton ($0,42 miliar). 

Andreas berharap pemerintah serius dengan peningkatan impor pangan Indonesia. Sebab, kata dia, hal itu sama saja dengan membantu petani di Argentina, Thailand, Brazil, dan negara lain yang menjadi sumber impor pangan Indonesia.

“Ini masalah serius, pemerintah harus duduk bersama untuk menyelesaikannya agar impor pangan Indonesia tidak meningkat. Selain menambah beban perekonomian negara, petani Indonesia juga akan menderita dalam jangka panjang karena merekalah yang memimpin. petani di Argentina, Thailand, Brazil dan negara lain “yang efisiensinya lebih tinggi karena mereka juga menguasai lahan yang lebih luas,” katanya. 

“Saya harap Bapanas bisa mengatur agar impor sembako bisa diatur. Karena keadaan sekarang bukannya membaik, tapi 10 tahun terakhir malah semakin parah. Impornya naik dua kali lipat, bisa dibayangkan petani asing yang senang mendapat Rp 300 triliun dari kami,” pungkas Andreas. Tonton video di bawah ini: Para ahli menyoroti peningkatan impor pangan di era Jokowi yang hampir dua kali lipat (dce/dce)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *