Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Money

Gila! Israel Bombardir Tenda-Tenda Pengungsi Rafah, Begini Kata Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dilaporkan mengebom Rafah pada Minggu malam. Padahal kawasan tersebut merupakan zona aman bagi lebih dari 1 juta pengungsi Gaza.

Sedikitnya 45 orang diketahui tewas. Dari gambar yang dimuat beberapa media asing, terlihat kebakaran besar terjadi di tenda kemah di kota Rafah dan korban tewas terbakar.

Video tersebut memperlihatkan api menyala dalam kegelapan, orang-orang berteriak panik. Sekelompok pemuda berusaha mengeluarkan selang baja dan air dari mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Para korban selamat mengatakan mereka sedang merapikan tempat tidur ketika serangan udara Israel menghantam rumah mereka di Tel Al-Sultan. Daerah tersebut kini menjadi rumah bagi ribuan pengungsi setelah Israel secara resmi melancarkan serangan di timur Rafah lebih dari dua minggu lalu.

“Kami berdoa… dan menyiapkan tempat tidur untuk anak-anak kami,” kata Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina yang dirawat di rumah sakit tersebut, kepada Reuters, Selasa (28/5/2024).

“Tidak ada yang aneh, lalu kami mendengar banyak suara dan ada api di sekitar kami,” teriaknya.

“Semua anak mulai berteriak… suaranya sangat menakutkan. Kami merasakan logam berjatuhan menimpa kami dan peluru jatuh ke dalam ruangan,” serunya.

Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak dan laki-laki lanjut usia. Badan tersebut juga mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena cedera serius.

Tentara Israel sendiri mengatakan serangannya didasarkan pada “intelijen yang akurat”. Mereka mengaku telah membunuh kepala staf Hamas.

Pengeboman ini juga terjadi setelah intersepsi 8 roket yang ditembakkan ke Israel dari kawasan Rafah. Ini adalah pertama kalinya Israel diserang dari wilayah tersebut sejak Israel menyerang Gaza dalam delapan bulan.

Perlu dicatat bahwa Israel terus menyerang Rafah meskipun ada keputusan Pengadilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (ICJ) pada hari Jumat untuk menghentikannya. Meski keputusan tersebut akan berlaku, namun belum ada lampu hijau dari Israel.

Menghukum dunia

Di sisi lain, tindakan Israel menuai kritik dari para kepala negara dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku marah dengan serangan terbaru Israel.

“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada tempat aman bagi warga sipil Palestina di Rafah,” ujarnya dalam X yang dimuat Reuters.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan keputusan Mahkamah Internasional harus dihormati. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin menyebut apa yang dilakukan Israel adalah tindakan biadab.

Baerbock mengatakan bahwa “hukum humaniter internasional berlaku untuk semua orang, begitu pula tindakan perang Israel.”

“Selain kelaparan, penolakan bantuan yang memadai, apa yang kita lihat tadi malam adalah hal yang biadab,” kata Martin.

Mesir yang berbatasan dengan Rafah juga mengutuk serangan Rafah tersebut. Negara tersebut mengatakan serangan itu adalah pemboman yang disengaja terhadap tenda pengungsi oleh tentara Israel.

Dia menekankan bahwa “Pelanggaran terus menerus terhadap hukum internasional.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk serangan Israel tersebut. Qatar mengatakan serangan Rafah dapat menggagalkan upaya untuk mengakhiri gencatan senjata dan pertukaran sandera.

Pernyataan tegas juga disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Dia menyebut Israel biadab dan menuntut tanggung jawab.

“Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk mengadili orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” kata Presiden Recep Tayyip Erdoğan seperti dikutip AFP.

Di sisi lain, AS dan Chile menyebut Israel sebagai kejahatan. Presiden Gabriel Boric memberikan label tersebut secara publik di postingan Instagram-nya.

Uni Afrika mengatakan serangan Israel sangat mengerikan, terutama jumlah anak-anak yang terbunuh. Uni Afrika menyebut Tel Aviv menghina keputusan internasional ini.

Moussa Faki Mahamat, presiden Komisi Uni Afrika, mengatakan: “Israel terus melanggar hukum internasional tanpa mendapat hukuman dan mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional. Dalam dua hari terakhir, perintah telah diberikan untuk menghentikan aktivitas militer di Israel.

“Perintah ICJ harus segera ditegakkan jika ingin tatanan global terlaksana,” tambahnya.

Apa yang dikatakan AS

Sementara itu, sekutu Israel tidak mengkritik. Namun pemerintah AS mengatakan Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Seperti yang telah kami jelaskan, Israel harus mengambil setiap tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil.

“Kami secara aktif bekerja sama dengan IDF dan mitranya di lapangan untuk menilai apa yang terjadi,” tambah juru bicara tersebut. Dewan Keamanan PBB

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada Selasa waktu Liqa, menyusul serangan besar-besaran Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan. Aljazair, yang saat ini menjadi anggota tidak tetap dewan tersebut, meminta sidang tertutup, menurut pesan AFP. Tonton video di bawah ini: Video: Pengadilan Tinggi PBB memerintahkan Israel menghentikan serangan di Gaza (sef/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *