Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

Harta Karun RI Emas 60 Ton Ada di Laut Aceh, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia – Tidak dapat disangkal bahwa Indonesia dianggap sebagai surga ekonomi. Bagaimana tidak, kekayaan berupa emas, berlian, dan perak tersebar di seluruh daratan dan lautan Indonesia. Kapal ini berasal dari Eropa dan pernah melintasi perairan Indonesia satu kali.

Kapal yang membawa 60 ton emas curian itu tiba-tiba tenggelam di bawah laut, setelah melintasi laut Indonesia. Apalagi saat melintasi Laut Aceh.

Kapal besar dari Eropa

Ceritanya dimulai pada tahun 1502. Flor de la Mar berlayar dari Lisbon, Portugal. Kapal tersebut dapat membawa 500 pelaut dan 50 senjata.

Saat itu, kapal Flor de la Mar dianggap sebagai kapal terbesar di Eropa. Hal ini menjadikan Flor de la Mar sebagai kapal terbesar di armada penelitian kelautan Portugal. 

Pelayaran pertama kapal ke India adalah mencari rempah-rempah dan menaklukkan wilayah-wilayah di sana. Kaptennya adalah Estevao da Gama, sepupu pelaut terkenal, Vasco da Gama.

Semasa pelayaran, Flor de la Mar karam di Mozambik. Namun permasalahan tersebut tidak menjadi masalah besar saat kapal kembali ke India.

Keberhasilan ini menyebabkan kapal kembali masuk ke Malaka. Saat itu Malaka terkenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, sebelum diketahui rempah-rempah berasal dari Maluku.  Pencurian emas berakhir dengan karamnya kapal

Pada tahun 1511, Flor de la Mar juga tiba di Malaka. Di sana kapal melihat pengangkutan harta karun yang diambil Portugis.

Saat itu, kapal Portugis di bawah komando Alfonso de Albuquerque menyerang Sultan Mahmud Kesultanan Malaka. Penyerangan itu dibarengi dengan penyitaan harta benda Sultan Mahmud. 

Harta karun ini kemudian dibawa ke Flor de la Mar. Diperkirakan 60 ton emas dibawa kapal tersebut. 

Amirul Hadi menyebutkannya dalam Respons Islam terhadap Hegemoni Barat (2006). Dikatakannya, harta karun di kapal tersebut merupakan barang rampasan terpenting yang ditemukan Portugis sejak kedatangannya di India. 

Dalam perjalanan dari Malaka menuju India, ada sebuah perahu kecil dengan kapal Flor de la Mar. Padahal, hal itu dilakukan untuk melindungi kapal dari pencurian.

Meskipun dijamin aman dari bajak laut, kapal Flor de la Mar tidak kebal terhadap ancaman umum. Pada pelayaran hari kedua, semua kapal menuju ke arah badai yang kuat.

Badai dan ombak terus berdatangan. Bahkan, semua kapal terguncang, apalagi semua kapal yang dimuat tercatat.

“Kapal yang sarat muatan itu langsung tenggelam ke dasar laut, membawa serta seluruh awak dan seluruh harta berharganya,” ujar Peter O. Koch, dalam To the Ends of the Earth: The Age of the European Explorers (2015). .

Akibat kecelakaan tersebut, Flor de la Mar tidak hanya rusak parah tapi juga tenggelam. Kapal tersebut dikabarkan menabrak karang dekat Pulau Sumatera, di perairan Pedir, wilayah Pidie, Aceh Barat.

Saat badai bertiup, tidak ada yang menyelamatkan 60 ton emas tersebut. Semua orang bergegas menyelamatkan diri, seperti Alfonso de Albuquerque, kapten kapal.

“Ini adalah perjalanan yang membuktikan sifat keserakahan,” tulis Peter O. Koch.

Hingga saat ini, emas seberat 60 ton tersebut masih menjadi misteri. Namun, karena sifat kedap airnya, dapat dikatakan bahwa emas masih ada hingga saat ini setelah ratusan tahun.

Namun situs tersebut sebenarnya sudah dipindahkan dari situs aslinya yang roboh. Sejauh ini, belum ada yang melihat harta karun itu.  Tonton video di bawah ini: Video: menyasar pasar anak muda, sumber keuntungan industri pasta saat ini (mfa/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *