Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

IHSG Dibuka Bergairah Lagi, Berhasil Balik ke 7.200-an Dengan Cepat

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada sesi pertama perdagangan Selasa (30/4/2024) karena investor masih menunggu keputusan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Pada awal sesi I hari ini, IHSG menguat 0,41% ke 7.185,41. 13 menit setelah pembukaan, IHSG terus menguat hingga menguat 0,86% ke 7.217,42. Tak hanya bertahan lama, IHSG juga kembali menguat hingga level psikologis 7200.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 1,9 triliun pada awal sesi hari ini, dengan volume transaksi 1,8 miliar lembar saham, ditransaksikan sebanyak 108.175 kali.

Investor masih menunggu keputusan akhir mengenai suku bunga Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat yang akan diumumkan Rabu dini hari waktu Indonesia.

The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga yang berpotensi tetap tinggi. Pasalnya, data perekonomian AS masih cukup solid sehingga potensi penurunan suku bunga masih cukup sulit.

Salah satunya adalah inflasi di Amerika yang masih cukup stabil bahkan cenderung meningkat. Angka inflasi AS periode Maret sebesar 3,5% (year-on-year), atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 3,2% secara tahunan.

Pasar semakin bearish terhadap penurunan suku bunga di AS karena data terbaru mengenai belanja pribadi AS, atau pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), tetap kuat.

AS melaporkan bahwa tingkat PCE bulanan (Bulan/Mtm) stabil di 0,3% tetapi akan meningkat sebesar 2,7% secara tahunan pada bulan Maret 2024. PCE Inti mengalami stagnasi di 2,8% (y/y) pada bulan Maret 2024. Situasi ini menunjukkan bahwa inflasi AS masih membandel dan mungkin menghalangi The Fed untuk memangkas suku bunga.

Pada beberapa kesempatan sebelumnya, pejabat Fed, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, telah menyatakan bahwa pemotongan suku bunga masih jauh dari yang diharapkan. Pasalnya, inflasi di AS masih tinggi. Data PCE merupakan pertimbangan The Fed yang paling penting ketika menetapkan kebijakan suku bunga.

Angka tersebut jauh di bawah target The Fed sebesar 2 persen. Jika inflasi AS masih sulit ditekan, maka penurunan suku bunga AS pada tahun ini akan sulit dilakukan. Faktanya, beberapa survei menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga (bukan pemotongan).

Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar memperkirakan suku bunga utama The Fed hanya akan turun satu kali pada akhir tahun 2024, dari 44,4% ke target 5,0%-5,25% pada September 2024.

Akibat kondisi tersebut, investor global cenderung keluar dari pasar negara berkembang seperti Indonesia, sehingga arus keluar asing diperkirakan akan terus berlanjut di pasar keuangan Indonesia dalam beberapa hari mendatang.

RISET CNBC INDONESIA Tonton video di bawah ini: Video: Apple siapkan pembelian kembali saham senilai $110 miliar (chd/chd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *