Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Market

IHSG Dibuka Naik Tipis, Kuat Sampai Akhir Perdagangan?

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada sesi pertama perdagangan Selasa (14/05/2024) seiring investor masih cenderung wait and see menunggu rilis data utama perekonomian global dan domestik. minggu ini.

Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka menguat tipis 0,03% di level 7.101,29. 13 menit menjelang pembukaan, reli IHSG menguat namun masih cenderung terbatas, menguat 0,13% ke 7.109,06.

Nilai perdagangan indeks pada awal sesi pertama hari ini mencapai sekitar Rp1,1 triliun dengan volume perdagangan 1,7 juta saham dan 110.379 perdagangan.

Investor masih cenderung wait and see karena IHSG cenderung flat di awal sesi pertama hari ini. Volatilitas IHSG juga cenderung tinggi pada hari ini. Pasalnya, investor masih menunggu rilis data penting perekonomian global dan domestik pada pekan ini.

Secara nasional, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis data penjualan ritel Maret 2024 hari ini.

Menurut konsensus yang dikutip Trading Economics, pertumbuhan penjualan ritel diperkirakan hanya mencapai 2,1%. Angka tersebut menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan bulan Februari sebesar 6,4%.

Penurunan ini diperkirakan terjadi karena momentum penjualan cenderung melemah setelah bulan-bulan sebelumnya didorong oleh periode sentimen positif.

Namun, di tengah perkiraan tersebut, BI juga memperkirakan penjualan ritel Indonesia pada bulan Maret akan tetap kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan indeks penjualan riil (IPR) Maret 2024 sebesar 3,5% (y/y) atau mencapai 222,8.

Data penjualan ritel yang lebih baik dari ekspektasi pasar diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan bisnis terkait seperti sektor ritel. Meski demikian, pelaku pasar masih akan membandingkan kinerja penjualan ritel selama bulan Maret.

Pada Februari 2024, kinerja penjualan eceran didorong oleh pertumbuhan pada sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta peningkatan pada sektor Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Barang Budaya dan Rekreasi, meskipun masih berada dalam wilayah kontraksi.

Namun yang terpenting, investor menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) April 2024. Hari ini akan dirilis data Indeks Harga Produsen (PPI) terlebih dahulu.

Sebagai catatan, PPI bulan Maret mencapai 2,1% (y/y) pada Maret 2024 dan 0,2% (m/m) pada Maret 2024.

Data PPI AS diharapkan demikian Amerika Serikat meningkat sebesar 0,3%. PPI Inti, tidak termasuk biaya energi dan pangan, diperkirakan naik 0,2%, sama seperti pada bulan Maret 2024.

PPI tahunan pada bulan April diperkirakan sebesar 2,2%, meningkat dibandingkan periode Maret yang mencapai 2,1%. Sementara itu, PPI inti diperkirakan berdasarkan konsensus sebesar 2,4% per tahun, setara dengan periode bulan Maret.

Data PPI muncul hanya sehari sebelum rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. Jika PPI kembali menguat atau melampaui ekspektasi pasar, hal ini akan menjadi kabar buruk karena ada kemungkinan inflasi akan tetap kuat.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI inti akan naik 0,3% setiap bulan, turun dari 0,4% di bulan Maret, dan kenaikan tahunan sebesar 3,6%, naik dari 3,8%.

Investor fokus pada inflasi karena mereka mempertimbangkan seberapa cepat Federal Reserve (Fed) AS dapat menurunkan suku bunga.

INVESTIGASI CNBC INDONESIA Simak video di bawah ini: Emiten Batubara Riil Bagi Dividen Meski Labanya Menurun, Layak Diangkat? (chd/chd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *