Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Syariah

Israel Mulai Serang Rafah di Gaza, Netanyahu Korbankan Dukungan AS?

Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Israel dikabarkan mulai menyerang titik paling selatan Gaza Palestina, Rafah, pada Minggu (5/5/2024). Hal ini terjadi seiring beberapa negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, mengutuk rencana invasi ke wilayah yang saat ini dihuni oleh pengungsi.

Petugas medis Palestina mengatakan serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Rafah, menewaskan tiga orang dan melukai banyak lainnya.

Tepat sebelum tengah malam, serangan udara Israel lainnya menewaskan sembilan warga Rafah, termasuk seorang anak.

Serangan yang sama terjadi tidak lama setelah milisi penguasa Gaza, Hamas, melancarkan serangan terhadap penyeberangan Kerem Shalom. Serangan itu menewaskan 3 tentara Israel

Militer Israel mengatakan serangan itu merupakan serangan balasan yang berhasil mengenai landasan peluncuran proyektil roket milisi Hamas, serta fasilitas militer di dekatnya.

“Peluncuran yang dilakukan Hamas di dekat penyeberangan Rafah… adalah contoh nyata eksploitasi sistematis organisasi teroris terhadap fasilitas dan ruang kemanusiaan, dan terus menggunakan penduduk sipil Gaza sebagai tameng manusia,” katanya. Reuters.

Israel telah berjanji untuk memasuki kota selatan Gaza dan mengusir pasukan Hamas dari sana. Namun Tel Aviv menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menahan tembakan karena operasi tersebut dapat menghambat upaya kemanusiaan dan membahayakan lebih banyak nyawa.

Presiden AS Joe Biden telah menarik garis merah bahwa ia tidak akan mendukung serangan Israel lebih lanjut terhadap wilayah paling selatan Gaza, Rafah, yang merupakan rumah bagi 1 juta pengungsi.

Rabu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Israel dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Beberapa sumber mengabarkan, perbincangan berlangsung sangat menegangkan karena keduanya membahas kemungkinan operasi Israel di Rafah.

Blinken mengatakan kepada Netanyahu dalam pertemuannya bahwa “operasi militer besar-besaran” di Rafah akan menyebabkan AS secara terbuka menentangnya dan berdampak negatif pada hubungan AS-Israel.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga menambahkan bahwa cara mereka melakukan operasi di Rafah akan mempengaruhi kebijakan AS terhadap perang Gaza.

Di sisi lain, Netanyahu dalam beberapa hari terakhir melontarkan beberapa pernyataan yang mengisyaratkan akan terjadi invasi ke Rafah. Ia pun dengan tegas mengatakan akan melakukannya meski melakukannya sendirian, yakni tanpa dukungan sekutu lainnya.

“Selama terjadinya bencana besar, ada pemimpin-pemimpin besar dunia yang tetap diam, jadi pelajaran pertama dari bencana ini adalah: jika kita tidak membela diri, tidak ada yang akan membela kita. Dan jika kita harus berdiri sendiri, kita akan berdiri sendiri.” katanya pada Minggu dalam rangka Hari Peringatan Sedunia.

Perang antara Israel dan Hamas telah berlangsung sejak 7 Oktober. Sekitar waktu itu, Hamas melancarkan serangkaian serangan terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.100 orang. Operasi militer Israel selanjutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.

Tonton video di bawah ini: Mengabaikan perundingan gencatan senjata, Netanyahu ‘bersikeras’ menyerang Rafah (luc/luc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *