Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Syariah

Jelang Jokowi Lengser, Ekonomi RI tidak Pernah Bisa Tumbuh 6%

Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah melebihi 6%. Padahal, di akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pergerakan tersebut hanya tumbuh sebesar 5,11% per triwulan I-2024.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (CSO), pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sebab pada triwulan I tahun 2023 hanya 5,04%, triwulan I tahun 2022 sebesar 5,02%, triwulan I tahun 2021 negatif 0,69%, triwulan I tahun 2020 naik sebesar 2,97%, dan pada kuartal pertama tahun 2021 meningkat sebesar 0,69% pada kuartal tersebut. 0,06%.

Direktur Utama BPS Amalia Adeninggar Vidyasanti mengatakan Indonesia masih memiliki modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat saat ini dan beberapa tahun ke depan. Termasuk bonus demografi.

“Kita kini memasuki masa bonus demografi,” kata Amalia saat konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Bonus demografi merupakan masa dimana jumlah penduduk produktif Indonesia berumur 15 sampai 64 tahun melebihi jumlah penduduk umur non produktif atau 65 tahun ke atas dengan perbandingan lebih dari 60% dari total penduduk.

Jumlah penduduk usia kerja Indonesia baru mencapai 214 juta orang pada Februari 2024, meningkat 2,41 juta orang dibandingkan Februari 2023 berdasarkan data BPS. Jumlah penduduk usia kerja sebanyak 142,18 juta orang.

Meski jumlah pekerja di Indonesia mencapai 142,18 juta jiwa dari total penduduk sebanyak 279,07 juta jiwa, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah berhasil meningkat sebesar 6%. Bahkan, saat Presiden Joko Widodo mencalonkan diri sebagai presiden, ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik hingga 7%.

Sayangnya, tujuan pertumbuhan tersebut tidak pernah tercapai. Amalia mengatakan BPS belum bisa menjelaskan alasan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu berada di angka 5% dan tidak akan pernah bisa tumbuh di atas angka tersebut. Menurut dia, hal itu menjadi tugas kementerian atau lembaga yang berwenang.

“Karena itu tugas BPS, kami mencatat dan mempublikasikan angka aktual, bukan perkiraan,” kata Amalia yang juga Wakil Direktur Perekonomian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bipnas itu. Simak video di bawah ini: Video: BPS Catat Perekonomian Indonesia Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11% (arj/miq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *