LPEM UI: Ekonomi RI Diproyeksi Tumbuh 5,17% di Kuartal I
JAKARTA, CNBC Indonesia – Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 5,12% – 5,17%. Pada kuartal pertama tahun 2024. Menurut LPEM UI, pertumbuhan tersebut didorong oleh fakta konsumsi domestik dan investasi langsung.
LPEM memperkirakan dalam laporannya bahwa perekonomian Indonesia akan menunjukkan tren positif dan tantangan eksternal pada awal tahun 2024.
Kelompok Kajian Makroekonomi, Keuangan, dan Ekonomi Politik LPEM UI Jahen F. Rezki, Teuky Rifky, dan lainnya dikutip dalam catatannya, Senin (5 Juni 2024).
Surplus perdagangan turun menjadi 7,34 miliar dolar AS pada kuartal pertama tahun 2024, turun 39,40% year-on-year, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor yang lebih besar dibandingkan impor.
LPEM meyakini perlambatan ekspor bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan turunnya harga komoditas. Di sisi lain, arus modal keluar akan cukup besar pada akhir kuartal I-2024
“Pasar obligasi Indonesia mengalami outflow, dengan outflow sebesar US$1,89 miliar pada kuartal pertama, sebagian besar disebabkan oleh perubahan ekspektasi kebijakan suku bunga Federal Reserve dan ketidakpastian geopolitik global,” kata LPEM.
Arus modal keluar ini, bersamaan dengan depresiasi rupee, menyebabkan rupee terdepresiasi sebesar 2,96% (year-to-date) pada Maret 2024. Situasi ini menunjukkan bahwa stabilitas eksternal Indonesia masih berada dalam tekanan.
Meski demikian, LPEM meyakini situasi perekonomian dalam negeri akan cukup baik pada kuartal I 2024. Pemilihan umum dan libur panjang kemungkinan akan merangsang konsumsi dan belanja terkait lainnya.
Selain itu, Ramadhan dapat memberikan dukungan tambahan terhadap pembangunan ekonomi. Selain itu, pemulihan investasi jauh di atas target yang mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
LPEM menekankan: “Sebagai hasilnya, kami memperkirakan PDB akan tumbuh sebesar 5,15% pada kuartal pertama tahun 2024 (kisaran perkiraan 5,12%-5,17%), dan PDB untuk setahun penuh tahun 2024 meningkat menjadi 5,1%.”
Perkiraan tersebut sejalan dengan prediksi Menteri Keuangan Sri Mulani. Sri Mulani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,17 persen pada kuartal I 2024. “Konsumsi berjalan baik, aktivitas manufaktur positif, dan kondisi permodalan baik,” kata Nova, Jumat (3 Maret 2024).
Ia mengatakan, ada empat faktor yang membuatnya yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melebihi 5%. Sri Mulani mengatakan, faktor utama pertumbuhan ekonomi adalah kinerja ekspor Indonesia.
Ia mengatakan pada tiga bulan pertama tahun 2024, ekspor Indonesia meningkat sebesar 3,5 persen. Kinerja ini sebenarnya kurang dari 8,6% pada tahun 2023, namun masih lumayan.
“Dipengaruhi berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi awal tahun 2024, khususnya kuartal I, masih kuat,” ujarnya.
Kedua, Sri Mullaney mengatakan pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh faktor kedua, yakni belanja kementerian dan lembaga.
Ia mengatakan, pengeluaran banyak kementerian dan lembaga merupakan pengeluaran front-end, seperti penyelenggaraan pemilu, kenaikan gaji sebesar 8%, kenaikan dana pensiun sebesar 12%, dan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 100%.
“Selain ekspor, masih banyak optimisme, investasi di muka juga banyak dari sisi belanja,” tuturnya.
Sri Mullaney mengatakan faktor ketiga adalah belanja infrastruktur yang berkembang. “Belanja infrastruktur juga terus menunjukkan kinerja yang baik,” katanya.
Faktor keempat, lanjutnya, adalah belanja bantuan sosial. Ia mengatakan, pada kuartal I tahun lalu, perbaikan data membuat belanja bansos terhambat. Sementara itu, penyaluran bansos bisa dimulai awal tahun ini karena data yang dibutuhkan sudah tersedia.
Simak video di bawah ini: Video: BPS Catat Ekonomi RI Tumbuh 5,11% di Kuartal I 2024 (haa/haa)