Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

News

Pendapatan Pertamina 2023 Turun, Tapi Laba Naik ke Rp 72 T, Kok Bisa?

JAKARTA, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) mencatatkan penurunan pendapatan perseroan pada tahun 2023 sebesar 11% menjadi 75,79 miliar atau Rp 1.156 triliun (realisasi rata-rata kurs USR 2023) dari US$84 miliar pada tahun 2022. .

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan penurunan pendapatan perseroan pada 2023 disebabkan turunnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).

Dibandingkan tahun 2022, ICP akan turun rata-rata sebesar 20% menjadi rata-rata ICP sebesar $97 per barel pada tahun 2022, sedangkan ICP pada tahun 2023 akan menjadi $78 per barel.

“ICP turun 20%, kalau tahun 2022 ICP mendekati 97 dolar per barel, tahun 2023 menjadi 78 dolar per barel. Jadi penurunannya jauh lebih dalam dibandingkan tahun 2022, sehingga pendapatannya turun 11%. Terlihat sebesar 20% dari penerimaan ICP Meski mengalami penurunan, pendapatannya “hanya menyentuh 11%, namun masih bisa ditahan” kata Emma dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi 6 DRP.

Namun, EMA melaporkan bahwa laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) naik 6% menjadi $14,3 miliar.

Sedangkan total laba perseroan pada tahun 2023 tercatat sebesar 4,77 miliar dolar atau sekitar 72,77 triliun (kurs 2023 Rp 15.255 dolar AS).

Sedangkan untuk laba kotor, laba bersih pemilik entitas induk pada tahun 2023 tercatat sebesar $4,44 miliar atau meningkat 17% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar $3,81 miliar.

Lantas, apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk meningkatkan laba bersih di tahun 2023 meski pendapatannya menurun?

Menurut Emma, ​​pencapaian tersebut tidak lepas dari berbagai upaya perseroan dalam meningkatkan kinerja operasional. Namun, perseroan menghadapi tantangan global yang mempengaruhi pendapatan.

Emma menjelaskan, di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian, Pertamina mampu meningkatkan efisiensi operasional yang terlihat dari peningkatan produksi minyak dan gas yang meningkat sebesar 8%.

Volume kilang juga naik 2% menjadi 341 juta barel (bph), sementara penjualan naik 2%.

“Di antaranya nilai tukar rupee yang turun 3% dan ICP turun 20%, namun terlihat laba perseroan meningkat 17%,” ujarnya.

Di sisi lain, perseroan juga mencatatkan penanaman modal sebesar $6,3 miliar pada tahun 2023. Capaian tersebut meningkat 35% dibandingkan realisasi investasi pada tahun 2022 yang tercatat hanya sebesar 4,6 miliar dolar.

“Terlihat investasi kita meningkat sebesar 35%, dimana pada tahun 2022 kita akan berinvestasi sebesar 4,6 miliar USD dan pada tahun 2023 mencapai 6,3 miliar USD,” kata Emma. Tonton video di bawah ini: Video: Laba bersih Pertamina 2023 naik 17% menjadi $4,4 miliar (wia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *