Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta

JAKARTA, CNBC Indonesia – Menciptakan potensi besar di kawasan merupakan hal yang tidak bisa dilewatkan. Hal ini dilakukan Partini, petani pepaya yang tinggal di Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur. Di tengah kesibukannya mengasuh suami dan anak, Partini menyadari ia mempunyai impian besar untuk menjadi pengusaha agrobisnis yang sukses.

Diakuinya, memulai usaha di bidang pertanian merupakan proses yang sepi dan sering dikaitkan dengan citra negatif sebagai usaha yang jelek, tradisional, dan tidak terlalu menguntungkan. Faktanya, industri pertanian kini sangat sukses karena kebutuhan pangan akan selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Apalagi jika kita mengetahui karakteristik wilayah yang dicakupnya. Misalnya saja di Desa Pace, tempat tinggalnya sekarang. Dikatakannya, desa tersebut memiliki karakteristik subur dan sedikit berpasir.

Jadi tanaman yang ideal untuk ditanam adalah pepaya karena pepaya dapat tumbuh baik dengan sedikit air dan tinggi sedang. Pohon pepaya bisa menghasilkan banyak buah.

Selain itu pepaya juga memiliki waktu panen yang singkat yakni 10-15 hari dibandingkan tanaman lainnya. Partini membenarkan bahwa ia menuai hasil dari bisnis Pepaya California miliknya.

Satu hektar lahan bisa menghasilkan 2-3 ton pepaya. Pada saat tanam pertama, dibutuhkan waktu 7-8 bulan untuk berbuah. Setelah itu pepaya bisa dipanen setiap 10-15 hari sekali.

Artinya bisa dikumpulkan dua kali dalam sebulan, kata Partini

Sedangkan untuk variasinya, kata Partini, tergantung jenis pepayanya. Misalnya pepaya merek California yang saat ini dihargai Rp 6.000/kg. Artinya, jika sekali panen dihasilkan 3 ton, Partini mendapat Rp 18 juta dan untuk 2 kali panen mendapat Rp 36 juta.

Menariknya, tidak hanya pepaya saja yang bisa ditanam, cabai, pepaya, dan terung juga bisa ditanam di lahan seluas satu hektar.

“Jadi yang bisa saya hasilkan bukan hanya pepaya saja, tapi sayur-sayuran di bawahnya bisa saya tanam. Kalaupun kecil, tanamannya bisa dijual di pasar setempat untuk mendapat uang tambahan untuk memasak di dalam ruangan,” imbuhnya.

Namun, bisnis tidak selalu sukses dan banyak naik turunnya. Partini mengaku kabur dari ibu kota karena tanamannya dirusak hama. Sementara di satu sisi, ia tetap harus menjalankan usahanya agar bisa bertahan.

Untungnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menawarkan pinjaman ultra mikro yang disebut KECE (Kredit Cepat).

“Waktu itu tetangga saya bilang kalau ada produk pinjaman KECE. Saya cari kemana-mana dan ternyata produk ini cocok untuk yang saya butuhkan karena saya tidak perlu bukti produknya. Yang penting saya sudah punya bukti produknya. Bisnis. Bisnis untuk membayar tagihan,’ katanya.

Terima kasih banyak atas Kredit Cepat BRI (KECE).

Partini mengaku ingin memanfaatkan dukungan dana dari BRI agar bisa menjalankan bisnis yang lebih besar dari yang dimilikinya saat ini. Partini mendapat pendanaan sebesar Rp5 juta dari program hibah KECE BRI yang seluruhnya digunakan untuk menambah modal guna mendukung pertaniannya.

“Awalnya saya hanya mendapat pinjaman Rp5 juta, tapi kemarin saya kembali dan bisa mendapatkan Rp7 juta,” kata Partini.

Menariknya, lanjut Partini, program KECE tidak hanya bergantung pada penyaluran dana dari BRI, tetapi juga pelatihan dari tatanan BRI agar lebih efisien.

“Dulu saya hanya menjual pepaya saja, saya dapat hasil dari petani. Sekarang saya punya perkebunan di banyak tempat. Bahkan bibitnya saya jual, jadi masyarakat petani sekarang beli bibit ke saya,” jelas Partini.

Ia mengaku tidak hanya mendapat pemahaman mengenai manajemen bisnis baru, namun juga belajar mengenai pembayaran digital. Menurut Partini, hal-hal seperti ini bermanfaat di era digitalisasi saat ini.

“Dulu saya tidak tahu bagaimana mengenali perubahan yang terjadi, tapi sejak saya mendapat pinjaman dari KECE ini, saya bisa langsung melihat apakah perubahan itu bisa dilakukan, hanya dengan melihatnya di ponsel saya.” Dia menambahkan.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan perseroan akan terus mendukung promosi segmen ultra mikro sebagai upaya untuk lebih melayani pasar Indonesia.

“Membuka akses pembiayaan bagi pelaku usaha UMi akan memberikan keleluasaan dan keleluasaan dalam pengembangan usaha. Selain itu mendekatkan akses pembiayaan kepada tim sehingga akan membuka ruang pertumbuhan usaha yang lebih luas dan meningkatkan potensi,” pungkas Supari.

Tonton video di bawah ini: Video: Keuntungan Pasar Kopi Indonesia Pertama (Bull/Bull)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *