Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

News

Proyek Hilirisasi Batu Bara Adaro Mandek

JAKARTA, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan proyek hilirisasi batubara yang saat ini dijalankan, khususnya yang dioperasikan oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), tidak berjalan mulus. Artinya, kami belum menemukan partner baru untuk merealisasikan proyek ini.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengelolaan Mineral dan Batubara, Irwandi Aref mengungkapkan, proyek gasifikasi batubara Adar menjadi dimetil eter (DME) saat ini belum mengalami kemajuan berarti.

“Adaro DME sudah tiada ya? Setahu saya mereka masih mencari partner baru. Belum ada indikasi lain. Kalau tidak salah, ada perubahan atau apa, saya tidak, tapi DME belum “Saya belum mencari mitra baru,” jelasnya saat ditemui di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jakarta, Jumat (21 Juni 2024).

Sebelumnya, Adaro mengatakan pada tahun 2022 perseroan akan mengembangkan proyek hilir batubara menjadi DME atau gasifikasi batubara sebagai sumber energi alternatif selain gas alam cair (LPG).

Fabriata Nadira, Head of Corporate Communication Adaro, menjelaskan kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/1/2022), “Adaro sedang mempelajari dan menjajaki berbagai proyek bisnis yang bernilai tambah dan ramah lingkungan sejalan dengan rencana pemerintah.” Maklum, hilirisasi merupakan perintah undang-undang (UU) No. 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batubara (Minerba).

Sayangnya, Nadira belum mau membeberkan kapan proyek tersebut akan dilaksanakan, ia hanya mengatakan pihaknya masih mempelajari dan mengkaji proyek tersebut.

Perlu diketahui, Adaro mendapat amanah untuk melaksanakan proyek hilirisasi batu bara, terutama setelah perpanjangan kontrak pertambangan batu bara dari kontrak kuasa pertambangan batu bara (PKP2B) sebelumnya menjadi izin pertambangan khusus (IUPK) pada tahun 2022.

Selain Adaro, setidaknya ada 10 perusahaan tambang lain yang wajib melakukan hal serupa karena sudah diperbolehkan memperluas usaha pertambangannya menjadi IUPK.

Beberapa perusahaan batu bara besar lainnya yang juga wajib melakukan hilirisasi pengangkutan batu bara antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui anak perusahaannya yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Lalu, PT Kideco Jaya Agung, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY). Bahkan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga sedang mengerjakan proyek serupa.

Tonton video di bawah ini: Menteri ESDM Era Megawati mengenang hal tersebut saat transisi energi (wia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *