Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Money

Sempat Sentuh Zona Merah, IHSG Bangkit Lagi di Akhir Sesi I

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berhasil kembali ke zona hijau pada penghujung perdagangan sesi I Jumat (3/5/2024), menyusul koreksi tipis pada sesi I hari ini. A.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menguat 0,12% di 7.125,66. Sekitar pukul 10.00 WIB, IHSG terkoreksi. Namun beberapa menit kemudian, IHSG berhasil meredam koreksinya dan kembali ke zona hijau. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada sesi saya hari ini mencapai sekitar Rp 5,6 triliun, termasuk 8,5 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 552.456 kali.

Dari sisi sektor, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,18%.

Sementara di sektor ekuitas, saham raksasa perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang IHSG terbesar pada sesi I hari ini dengan mencapai 18,9 poin indeks.

IHSG cenderung berfluktuasi selama beberapa menit setelah pembukaan sesi saya karena investor masih menaksir dampak dari masih hawkishnya bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), dan investor asing yang masih ingin menjual saham Indonesia. tindakan

Sebelumnya kemarin, IHSG ditutup setelah The Fed menegaskan tidak ada ruang bagi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Suku bunga The Fed tetap berada pada level tinggi, untuk keenam kalinya berturut-turut 5,25-5,50%.

The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga tahun ini. Namun, mereka juga menyatakan belum ada kemajuan signifikan dalam penurunan inflasi dan akan menunggu data tambahan sebelum memangkas suku bunga acuan.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023 pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Kemudian suku bunga dipertahankan pada 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret. 2024 dan Mei 2024.

Akibatnya, pasar melihat prospek penurunan suku bunga di atas perkiraan awal. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terhadap aset berisiko, sehingga investor cenderung beralih ke aset yang lebih konservatif atau lebih aman.

Di sisi lain, inflasi Indonesia pada bulan April lalu cenderung stabil dan terkendali meski lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan (bulanan). Sementara itu, inflasi secara tahunan mencapai 3,0% (year-on-year), dan secara kalender sebesar 1,19% (YTD). Laju inflasi bulanan pada bulan April lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan pada posisi April 2023.

Sementara itu, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi April 2024 akan mencapai 0,33% year-on-month (mtm).

Hasil survei juga memperkirakan inflasi (year-on-year) pada bulan April akan sebesar 3,08%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.

Yakni inflasi Maret 2024 sebesar 3,05% (y/y) dan 0,52% (mtm), sedangkan inflasi dasar mencapai 1,77% (y/y).

RISET CNBC INDONESIA Tonton video di bawah ini: Video: Apple siapkan pembelian kembali saham senilai $110 miliar (chd/chd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *