Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Techno

Starlink Banting Harga dan Nyambung ke HP Warga RI, Kominfo Buka Suara

JAKARTA, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Informatika membahas beberapa persoalan terkait operasional Starling di Indonesia. Salah satunya adalah predatory pricing (perang harga) yang dilakukan oleh layanan internet berbasis satelit.

Aju Vidya Chari, Direktur Telekomunikasi, Direktorat BPI Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan permasalahan harga dapat segera dilaporkan. Namun Cominfo akan melakukan analisa terlebih dahulu mengenai masalah ini.

“Kalau ada gangguan dalam penerapan tarif, bisa adu ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kita lihat dulu pasarnya terganggu. Harus ada buktinya,” kata Aju dalam sharing session di XL Axiata. Menara, Senin (3/6/2024).

Ia menekankan, harus ada bukti, bukan sekadar bicara persoalan harga di sektor tersebut. Hal ini mencakup respon konsumen, bukti lapangan dan biaya layanan dari pihak korban.

Katanya, “Contoh predatory pricing, harus ada bukti bahwa memang ada korbannya. Jangan hanya dibicarakan, harus ada bukti bahwa itu adalah predatory pricing.”

Harga Starlink di Indonesia dikabarkan lebih murah dibandingkan di negara asalnya. Sebagai perbandingan, paling murah di Indonesia Rp 750 ribu, sedangkan di AS US$120 (Rp 1,9 juta).

Harga Starlink AS untuk perangkat ini adalah US$599. Harganya Rp 7,8 juta di Indonesia.

Bahkan dengan pemain lokal, tarif Starlink dinilai terjangkau. Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) mengungkapkan pemain lokal menjual perangkatnya dengan harga terjangkau sekitar Rp 9,1 jutaan.

Meski demikian, Aju memastikan predatory pricing bukan hanya soal harga murah. “Tidak, ada analisis lain,” ujarnya.

Selain itu, Cominfo juga akan membuka peluang bagi Starlink untuk berkolaborasi dengan pemain lokal. Rencananya tergantung pada izin yang dimiliki masing-masing pihak.

Misalnya Starlink punya VSAT yang memberikan fasilitas kepada ISP untuk menyewa kapasitas dari satelit. Lokasi ISP yang ingin membangun hard network bisa ke Starlink, jelas Aju. .

Selain itu, terkait kemampuan Starling untuk langsung menjual atau menghubungkan langsung ke ponsel warga negara Indonesia, Aju mengatakan hal tersebut diperbolehkan. Karena Starlink bisa menjual langsung ke konsumen. Jadi dalam satu daerah akan terjadi persaingan dengan ISP yang mungkin juga bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

“Itu hanya kompetisi gratis. ISP dan penyelenggara Starlink bersaing di sana. Jangan lupa mereka adalah pelanggan Starlink,” ujarnya. Tonton video di bawah ini: Peran CS dalam Adopsi Alibaba Cloud dan Data Center untuk Bisnis UMKM (Fab/Fab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *