Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

Tak Diduga, Kelompok Ini Bisa Jadi Kunci Sukses Kemajuan Umat Islam

Jakarta, CNBC Indonesia – Catatan sejarah menyebutkan bahwa Islam pernah mendominasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi pada abad ke-8 hingga ke-11 Masehi. Saat itu banyak bermunculan ilmuwan dan filosof yang gagasannya menjadi landasan ilmu pengetahuan modern. Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Khwarizmi, dll. Dengan demikian, pada saat yang sama, banyak kota di Timur Tengah muncul sebagai pusat ilmu pengetahuan.

Sayangnya, kemajuan tersebut kini tinggal sejarah. Dapat dikatakan bahwa dunia Islam kini sedang mengalami kemunduran. Hal menarik yang bisa menjadi pembelajaran bagi perkembangan saat ini adalah bagaimana Islam bisa sukses pada saat itu? Tanpa diketahui banyak orang, ternyata peran sentral dalam kesuksesan tersebut dimainkan oleh kelompok yang tidak diduga, yakni para pedagang.

Ahmet T. Kuru, profesor di Universitas San Diego, menjelaskan fakta ini dalam Islam, Authoritarianism, and Underdevelopment (2019). Dijelaskannya, kemajuan Islam pada abad 8 hingga 11 atau Dinasti Umayyah dan Abbasiyah disebabkan oleh para ulama dan ulama yang memutuskan untuk menjauh dari kekuasaan.

Mereka menilai, kedekatan dengan pihak berwenang dapat menghambat kebebasan berpikir. Alhasil, mereka memilih dekat dengan pedagang untuk menambah ilmu. Pada masa itu, para pedagang mempunyai tempat khusus dalam struktur sosial ekonomi umat Islam. Karena Islam sejak awal sudah dekat dengan para pedagang, maka mereka mempunyai legitimasi agama. Secara statistik, Ahmet T. Kuru juga mencatat 72,5% ulama atau keluarganya juga melakukan perdagangan.

Selain itu, pedagang juga dikenal sebagai kelompok pendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut Ahmet T. Kuru, hal ini bisa terjadi karena mereka membutuhkan ilmu untuk kebaikan dirinya sendiri.

Pada periode ini, mereka mampu menguasai jalur perdagangan antara Eropa, India dan Cina. Jaringan bisnis besar ini tentu saja membutuhkan keterampilan akuntansi, penetapan harga, kredit, dan matematika. Ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa melakukan hal tersebut, satu-satunya jalan adalah meminta bantuan para cendekiawan Muslim dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan.

Pada titik ini, pelaku usaha mempunyai dua peran, yaitu pemberi dana penelitian dan peserta pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa itu, para ilmuwan juga bisa leluasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan agama, karena didukung oleh para pedagang. Berkat kondisi seperti itu, peradaban Islam mampu berkembang dengan sangat pesat.

Dari sini, kata Kuru, “pedagang menjadi agen aktivitas ekonomi terpenting di dunia Muslim dan penopang kecemerlangan peradaban Islam.”

Pada saat yang sama, kondisi berbeda muncul di Eropa. Jika Islam dan Timur Tengah berada dalam masa keemasan, maka di Eropa justru sebaliknya: ilmu pengetahuan dan perekonomian mengalami stagnasi. Hal ini bisa terjadi karena kuatnya dominasi agama dan negara yang mengintervensi ulama, dan ulama sudah dibatasi sejak awal.

Tonton video di bawah ini: Video: Manfaat Bisnis Kopi Asli Indonesia (mfa/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *