Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

Tragedi Pembakaran Perpustakaan Baghdad Bikin Dunia Islam Berubah

Jakarta, CNBC Indonesia – Masa Keemasan Islam terjadi antara abad ke-8 hingga ke-11 Masehi, atau masa Bani Umayyah dan Abbasiyah.

Pada masa itu, banyak bermunculan ilmuwan dan filsuf yang gagasannya menjadi dasar ilmu pengetahuan modern. Sebut saja Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Kwarazmi dan lain-lain. Pada saat yang sama, banyak kota di Timur Tengah yang menjadi pusat ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Bagdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota ini menjadi saksi bisu jatuhnya Dinasti Abbasiyah dan awal kemunduran dunia Islam. Episode terpenting dari kemunduran ini adalah penghancuran perpustakaan Bagdad oleh bangsa Mongol.

Perhatikan bahwa Perpustakaan Bagdad disebut Rumah Kebijaksanaan (Bayt al-Hikma). Menurut situs Encyclopedia Britannica, Perpustakaan Bagdad merupakan lembaga intelektual yang didirikan pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun (813-833 M). Khalifah Ma’mun dikenal sebagai pemimpin yang sangat berminat terhadap ilmu pengetahuan dan memberikan dukungan yang besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang.

Pada masa pemerintahannya, ia memerintahkan terjemahan bahasa Yunani klasik dan Dia adalah bahasa Arab. Terjemahannya disimpan di Perpustakaan Bagdad. Berkat metode ini, Perpustakaan Bagdad menjadi tempat diskusi antar ilmuwan lintas kelompok dan agama selama berabad-abad.

Sayangnya, semua itu lenyap pada tahun 1257. Menurut catatan, Kekaisaran Mongol di bawah kekuasaan bangsa Mongol sedang berjaya saat itu. Banyak negara lain yang diserang dan dikuasainya. Salah satu sasaran empuk bangsa Mongol adalah runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah.

Awalnya, utusan Mongol Hulagu Khan menuntut penyerahan penguasa Abbasiyah, Mustasim. Namun pertarungan tidak bisa dihentikan karena keengganan Mustasim. Pada masa pengepungan Bagdad, tentara Abbasiyah tidak mampu menahan serangan bangsa Mongol. Karena itu, tentara Mongolia bisa memasuki kota dengan bebas.

Kemudian mereka membunuh ratusan ribu warga kota dan mencuri seluruh harta mereka. Mereka antara lain menghancurkan, mencuri, dan membakar koleksi perpustakaan Bagdad, seperti dijelaskan dalam House of Wisdom: How Arab Science Saved Ancient Knowledge and Bringing Us the Renaissance (2011).

Alasan terjadinya peristiwa ini karena bangsa Mongol lebih mengutamakan kekayaan dibandingkan ilmu pengetahuan. Hampir semua yang ada di perpustakaan rusak dan hancur. Ribuan manuskrip berharga yang telah dikerjakan oleh para sarjana dibakar atau dibuang ke Sungai Tigris.

Banyak cerita yang menceritakan tentang pembakaran dan pembuangan ilmu pengetahuan yang membuat sungai Tigris menjadi hitam. Bahkan, ada yang bilang banyak buku sampah bisa membangun jembatan di atas sungai.

Fernando Baez dalam “The Destruction of Books from Every Time” (2013) mengemukakan bahwa hancurnya perpustakaan Bagdad menghancurkan kebanggaan intelektual masyarakat Bagdad. Mulai saat ini, dunia kehilangan sumber pengetahuan yang berkontribusi terhadap lanskap global.

Invasi Mongol dan peristiwa tragis yang terjadi setelahnya menjadi salah satu penyebab jatuhnya Dinasti Abbasiyah setelah lima abad berdiri. Hal ini sekaligus menandai kemunduran dunia Islam dalam bidang ideologi.

Tonton video di bawah ini: Video: Bisnis Kopi Mentah Indonesia yang Menguntungkan (mfa/mfa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *