Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Opini

Tren Herbal dalam Produk Kosmetik Rambut: Potensi & Tantangan

Rambut adalah mahkota wanita. Rambut alami yang sehat, bersih, berkilau, kencang, kuat, tebal, lembut, bersih, mudah kusut, basah atau kering merupakan dambaan setiap orang karena menunjang penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri. Kita harus menghormati dan merawat rambut kita. Kita harus mengadopsi metode perawatan rambut yang berbeda untuk menjaga kesehatan rambut kita.

Tren kosmetik herbal untuk perawatan rambut semakin berkembang dan populer di kalangan masyarakat. Penggunaan bahan-bahan alami berupa bahan perawatan rambut sebagai bagian integral dari estetika Indonesia merupakan bagian dari sejarah dan budaya masyarakat ini. Konsep ini unik dan berbeda dengan negara lain karena hanya milik masyarakat Indonesia sendiri.

Penggunaan produk kecantikan dan rambut dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk status ekonomi, pendidikan, usia, jenis kelamin, ras, gaya hidup, hubungan interpersonal, termasuk frekuensi paparan media. Berbagai media seperti televisi, internet, baliho, iklan, majalah, surat kabar, dan jejaring sosial terbukti efektif sebagai sarana komunikasi dan informasi di masyarakat.

Media memiliki pengaruh yang signifikan dan dapat dengan cepat merambah kehidupan sehari-hari, termasuk informasi terkait fashion dan kecantikan.

Perkembangan industri tata rambut Industri tata rambut telah mengalami perubahan revolusioner selama dua dekade terakhir, beradaptasi dan berinovasi terhadap tren pasar dengan mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan. Fokusnya telah bergeser dari pembersihan sederhana menjadi perbaikan, transformasi, merangsang pertumbuhan, mengurangi kerusakan dan meningkatkan kekuatan rambut.

Berbagai prosedur kecantikan dan formulasi produk baru terus diperkenalkan, dirancang dan berubah dengan cepat seiring perkembangan zaman. Para profesional dan industri kosmetik terkait telah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan produk rambut yang menargetkan berbagai standar rambut seperti rambut kering, rusak, bersisik, berminyak, diwarnai, dan beruban.

Kosmetik perawatan rambut pria seringkali dikaitkan dengan pria metroseksual. Istilah “metroseksual” mengacu pada laki-laki heteroseksual yang memiliki beberapa sifat stereotip perempuan, seperti selera akan perhatian dan budaya. Sosiolog Toby Miller mengatakan fenomena metroseksualitas mencerminkan “pergeseran sejarah yang mengubah tubuh laki-laki”, menjadikan laki-laki terlihat lebih muda, modis, sehat dan modern agar mendapatkan nilai yang lebih istimewa.

Potensi jamu pada produk rambut Pemanfaatan jamu pada kosmetik tradisional masih banyak didasarkan pada informasi empiris, berdasarkan pengalaman yang diwariskan secara turun temurun. Karena kurangnya sistem pendidikan formal terkait jamu Indonesia, penyebaran keahlian masih sering terjadi tanpa dokumentasi tertulis yang memadai.

Banyak orang memilih kosmetik herbal karena lebih nyaman dan aman digunakan setiap hari. Selain itu, ia berpartisipasi dalam perlindungan lingkungan.

Beberapa kategori produk rambut dan herbal yang dapat digunakan antara lain: 1. Shampo (sampo) Shampo merupakan salah satu produk “perawatan rambut” yang paling umum digunakan untuk membersihkan dan mengkondisikan rambut. “Champo” dalam bahasa Hindi berarti memijat, menguleni, sedangkan “shampoo” dalam bahasa Inggris berarti produk yang digunakan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan sampo antara lain Vitex trifolia L., Moringa oleifera Lam, Morus alba L., Aleurites moluccana (L.) Willd., jeruk nipis (Citrus) aurantifolia) dan mint (Mentha x Piperita L.).

2. Menghilangkan ketombe Ketombe merupakan salah satu penyakit kulit kepala. Ini adalah penyakit jinak yang mempengaruhi sekitar 45% populasi, tanpa memandang jenis kelamin dan ras. Ada banyak penyebab ketombe, antara lain dermatitis seboroik, eksim, infeksi jamur pada kulit kepala, kulit kepala kering, psoriasis, dan reaksi terhadap produk rambut dan kecantikan tertentu.

Beberapa produk anti ketombe mengandung bahan aktif yang mengembalikan mikrobioma alami pada permukaan kulit. Kosmetik anti ketombe ini mulai bekerja setelah beberapa kali pemakaian dan jika digunakan secara rutin dapat mencegah ketombe muncul kembali. Obat herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi ketombe antara lain Psidium guajava L., Aloe vera (L.) Burm.f., Citrus aurantifolia, Rosemarinus officinalis dan Limebroma (Aleurites moluccana (L.) Willd.).

3. Berminyak (untuk rambut rusak, rambut kering, rambut berminyak, dll) Rambut berminyak disebabkan oleh produksi kelenjar sebaceous yang berlebihan. Sebaliknya, rambut kering bisa terjadi jika kelenjar sebaceous tidak memproduksi cukup minyak sehingga menyebabkan kulit kepala terlihat kencang dan kering, serta rambut terasa kusam dan rapuh. Rambut bisa rusak karena berbagai sebab, seperti trauma akibat benturan mekanis atau kimia yang kuat, seperti kumis dan pewarna rambut.

Faktor lainnya adalah degradasi rambut akibat paparan unsur-unsur seperti sinar matahari, polutan udara, angin, air laut, busa laut, atau air kolam yang mengandung klor. Tanaman yang dapat membantu menyuburkan rambut antara lain seledri (Apiumgravolens L.), Aleurites moluccana (L.) Willd., daging buah kelapa (Cocos nucifera L.), waru (Hibiscus tiliaceus L.), urang-aring (Eclipta prostata) (L. ) L.), alpukat (Persea americana Mill.) dan lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.).

4. Rambut rontok dapat menyebabkan “alopecia” (kebotakan) atau bahkan kebotakan. Alopecia adalah suatu kondisi kulit yang dapat menyerang pria dan wanita dan didefinisikan sebagai hilangnya kepadatan rambut. Kelainan kosmetik ini cukup mengkhawatirkan bagi sebagian besar orang. Setiap hari, sekitar 30 hingga 80 helai rambut berada dalam fase telogen, yang berarti jumlah kerontokan rambut tersebut dianggap normal.

Rambut rontok parah didefinisikan sebagai kehilangan lebih dari 100 helai rambut per hari. Beberapa tanaman yang membantu pertumbuhan rambut adalah seledri (Apiumgravolens L.), Aleurites moluccana, Aloe vera (L.) Burm.f., Capsicum frutescens L. dan kayu manis (Ceylan kayu manis) (Cinnamomum zeylanicum Blume).

5. Pewarna rambut Saat ini, semakin banyak orang, baik pria maupun wanita, yang mengubah warna alami rambut agar terlihat lebih menarik. Hal ini dapat dilakukan karena berbagai alasan, termasuk menyembunyikan uban, mencerahkan warna rambut, menambahkan highlight ekstra, menghilangkan tampilan uban yang kecokelatan, atau menonjolkan warna uban alami.

Dokumen dan benda tertua yang menunjukkan penggunaan produk pewarna ditemukan di makam firaun Mesir, bubuk daun henna (Lawsonia inermis L.). Wanita Mesir sudah menggunakan henna untuk mengecat kuku dan mewarnai rambut.

Kamomil Romawi (Anthemis nobilis L.) dari Eropa Barat dan Amerika serta kamomil Jerman (Matricaria chamomilla L.) dari Jerman dan Hongaria menghasilkan bunga yang dapat mewarnai rambut menjadi coklat muda karena mengandung pewarna kuning dan apigenin. Indigo (Indogofera sp.) dari Hindia Barat dan Amerika Selatan dapat memberi warna hijau kebiruan pada rambut dan terkadang digunakan dengan daun pacar untuk mendapatkan corak dari coklat kemerahan (merah marun) hingga hitam.

Sage (Salvia officinalis L.) dapat mewarnai rambut menjadi merah atau coklat muda. Hibiscus rosa-sinensis L. dapat menyebabkan rambut tampak merah tua. Bit (Beta vulgaris L.) juga dapat membuat rambut tampak kemerahan.

6. Kondisioner (Conditioner) Kondisioner biasanya digunakan setelah keramas untuk menghaluskan, melembutkan, meningkatkan kilau dan mengurangi rambut rontok. Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan kondisioner antara lain mangga (Mangifera indica L.), kedelai hitam (Glycine soja Siebold & Zucc.) dan lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.).

7. Pemutihan rambut (bleaching) Bleaching biasanya dilakukan untuk mencerahkan warna alami rambut Anda. Terkadang seseorang perlu menghilangkan sebagian atau seluruh pewarna semi permanen atau permanen dari rambutnya. Pemutihan telah terbukti menjadi salah satu area perawatan rambut yang paling kompleks dan kritis.

Tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pemutih antara lain jeruk lemon (Citrus x limon (L.) Osbeck) dan minyak zaitun (Olea europaea L.) yang dicampur dengan madu. Selain produk-produk tersebut di atas, terdapat juga produk perawatan rambut seperti kondisioner, penguat akar rambut, bahan anti gatal pada kulit kepala, bahan penata rambut, bahan penyegar, penghitam rambut dan pengharum rambut.

Bahan kosmetik herbal dan sintetis dapat berasal dari bahan herbal dan/atau bahan kimia sintetik. Karena sulitnya dan menipisnya bahan baku dari sumber daya hayati alami (obat-obatan herbal), industri perawatan rambut mengalami peningkatan permintaan terhadap produk-produk yang terbuat dari bahan kimia sintetis. Perlu ditegaskan bahwa penggunaan bahan sintetis sebagai bahan baku harus dapat menjamin keselamatan konsumen dan lingkungan dalam produksi, konsumsi, dan pembuangan limbah kosmetik.

Kesadaran terhadap lingkungan membuat sebagian masyarakat mempercayai dan memilih kosmetik yang mengandung bahan herbal karena dianggap alami, lebih aman, dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan kosmetik yang dibuat dengan bahan kimia sintetis. Keuntungan lain dari tanaman herbal adalah dapat terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan.

Bahan obat merupakan sumber daya alam yang terbarukan dan harus diperoleh dalam waktu singkat bila diperlukan untuk menjamin ketersediaan bahan baku. Untuk lebih menjamin keamanan, khasiat dan kualitas, bahan baku herbal menjalani proses standar dan pengujian khasiat.

Permasalahan dan tantangan dalam produk rambut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada prinsipnya setuju untuk memasukkan penggunaan ramuan obat Tiongkok dalam produk rambut sebagai layanan publik. Merupakan pengakuan dan apresiasi terhadap kekayaan, kemampuan dan kearifan budaya lokal dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sayangnya, pemerintah Indonesia kurang tanggap terhadap keputusan WHO dibandingkan Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan Kanada yang juga memiliki pengetahuan tradisional (local Knowledge) yang kuat. Oleh karena itu, para dukun/pengobat tradisional harus mendapatkan pelatihan profesional dengan standar pendidikan yang diakui secara nasional atau bahkan internasional.

Produk rambut yang terbuat dari bahan-bahan alami diketahui harganya relatif mahal. Kebijakan penetapan harga kosmetik harus menjamin harga yang terjangkau (wajar) bagi seluruh masyarakat yang ingin memperoleh produk tersebut. Revitalisasi ekonomi merupakan langkah penting dalam globalisasi ekonomi dan budaya.

Langkah ini tentunya akan berdampak signifikan terhadap pelonggaran pengendalian impor karena sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam industri tata rambut masih bersumber dari luar negeri (impor). Jika harga bahan baku bisa ditekan, maka harga produk rambut diharapkan bisa lebih terjangkau.

Konsumen tetap perlu berhati-hati dalam memilih kosmetik perawatan rambut, termasuk kosmetik herbal. Bahan kosmetik terkadang dapat menimbulkan berbagai efek samping, seperti iritasi dan/atau reaksi alergi. Jika Anda bingung, cobalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli terkait untuk mendapatkan pendapat dan saran yang tepat untuk Anda.

Perspektif keanekaragaman hayati menekankan bahwa upaya pemanfaatan tumbuhan Indonesia secara tepat dan optimal akan mampu mendukung upaya pelestarian spesies plasma nutfah secara berkelanjutan dan lestari.

Sektor pendidikan formal dan informal harus mampu menghasilkan lulusan yang berjiwa wirausaha, mampu bersaing secara global, nasional, dan regional, serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi. Jamu telah diuji di bidang kosmetik rambut. Harapannya ke depan adalah masyarakat luas dapat lebih mengenal herbal dan lebih aman menggunakannya untuk perawatan rambut sehari-hari. (Mick/Mick)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *