Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Money

Begini Efek Melemahnya Rupiah Ke Minat Investasi Reksa Dana

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terus terdepresiasi hingga mencapai Rp 16.240 untuk 1 USD pada sesi perdagangan Selasa (23 April). Pelemahan tersebut tampaknya berdampak pada produk reksa dana berdenominasi dolar yang masih menjadi pilihan alokasi investasi.

Direktur Utama Samuel Asset Management Agus Basuki Yanuar mengatakan, reksa dana berdenominasi dolar akan diuntungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Meski demikian, menurutnya produk reksa dana dalam negeri masih tumbuh positif dan berpotensi meningkat lebih lanjut ke depannya.

“Saya kira permintaan (untuk produk reksa dana dolar) sebagian besar berasal dari asuransi yang memiliki kewajiban dalam dolar. Bagi kami yang melayani nasabah retail, jumlahnya bertambah, namun bertahap karena kami belum memiliki cabang yang berbasis asuransi,” ujarnya. dijelaskan di Power Lunch, CNBC Indonesia (Selasa 23 April 2024).

Agus mengatakan, permintaan reksa dana berdenominasi dolar datang dari nasabah asuransi. Sebab, mereka seharusnya menyimpan dana pensiunnya dalam bentuk dolar. Sementara itu, pelanggan ritel berangsur-angsur meningkat.

“Namun, ada minat baik dari organisasi asuransi maupun individu,” katanya. Sesuai peraturan, dana pensiun organisasi pemerintah masih tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam produk yang berbasis di luar negeri.”

Peningkatan pembelian produk reksa dana oleh nasabah korporasi terjadi secara bertahap dan tidak langsung akibat depresiasi rupee, lanjutnya. Artinya pembelian produk reksa dana tetap sesuai dengan premi yang ditawarkan kepada nasabah.

“Kalaupun rupee melemah atau dolar menguat, hal itu belum tentu mengharuskan kenaikan suku bunga saat ini ke level saat ini,” tutupnya.

Selain itu, Agus menilai pelemahan rupiah saat ini sebanding dengan pelemahan mata uang nasional lainnya, akibat dampak kenaikan indeks dolar. Pelemahan ini terjadi pada dolar Australia, lira Turki, dan yen Jepang.

“(Itu) karena kenaikan indeks dolar yang tadinya 103, kini menjadi 106 dan itu tercermin pada mata uang lain terhadap dolar AS,” jelasnya.

Tonton video di bawah ini: Rupiah melemah, apakah sudah waktunya investor menambah bobot aset keuangan Indonesia? (dpu/dpu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *