Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Market

Harga Batu Bara Sedang Lesu, Tapi Kok Sahamnya Malah Ngacir?

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagian besar eksportir batu bara optimis pada sesi pertama perdagangan Senin (29/4/2024), meski pergerakan harga batu bara pada pekan lalu cenderung melambat.

Dari Pukul 12.00 WIB, 13 saham batu bara tercatat bullish pada awal sesi hari ini, dengan delapan saham menguat lebih dari 1% dan lima saham menguat kurang dari 1%.

Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) memimpin penguatan saham batu bara di sesi pertama, naik 4,6% ke Rp91/saham. Sementara itu, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang merupakan saham berkapitalisasi besar, juga menjadi yang tercepat kedua, naik 3,12% ke Rp 2.970/saham.

Berikut pergerakan saham-saham emiten batubara pada awal sesi perdagangan hari ini.

Sumber: RTI

Stok batu bara melonjak meski harga batu bara turun pada pekan lalu. Menurut laporan Refinitiv, harga kontrak ICE Newcastle untuk batu bara acuan Jumat lalu turun 0,92% menjadi $134,5 per barel. ton. Sepanjang sepekan, harga batu bara tercatat melemah 5,11%.

Penurunan harga batu bara pada pekan lalu terjadi seiring dengan mulai meredanya konflik geopolitik di Timur Tengah. Meredanya kondisi di Timur Tengah terjadi setelah Iran meremehkan serangan Israel di wilayahnya pekan lalu dan mengatakan pihaknya tidak berniat membalas.

Dengan meredanya ketegangan, pasokan komoditas energi, khususnya minyak, diharapkan tidak terganggu. Kondisi ini berdampak pada harga batu bara yang merupakan substitusi minyak bumi.

Selain itu, penurunan harga batubara pada minggu ini antara lain dipengaruhi oleh menurunnya permintaan batubara termal melalui perdagangan maritim Tiongkok, hal ini disebabkan oleh rendahnya harga domestik, kenaikan tarif angkutan laut dan pengiriman kontrak pembelian bulan April yang hampir selesai. .

Sejumlah pedagang kini menghadapi potensi kerugian akibat kenaikan tarif angkutan. Saat ini tarif angkutan kapal Panamax dari Kalimantan Selatan ke China Selatan naik menjadi US$9 per mt. ton, sekitar 0,5 USD per ton lebih tinggi dibandingkan akhir minggu lalu.

“Pedagang Tiongkok juga baru-baru ini sebagian besar melakukan pembelian jangka pendek untuk pasokan pembangkit listrik dalam negeri, sementara pembelian untuk pengiriman Mei belum dimulai,” kata sumber pasar mengutip laporan Sxcoal pada Selasa (23/4/2024).

RISET CNBC INDONESIA

Pasar@Jurnal Berita

Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa opini Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang diakibatkan oleh keputusan ini. Tonton video di bawah ini: Video: Apple menyiapkan pembelian kembali saham senilai $110 miliar (chd/chd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *