Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Entrepreneur

Pengusaha Tionghoa RI Jadi Mualaf, Takut Dosa Punya Harta Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia – Masagung atau Tjio Wie Tay adalah seorang pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa. Syukurlah ia menjadi pemilik Toko Buku Gunung Agung yang bangkrut pada Mei 2023. Salah satu cerita menariknya adalah ketika ia mengalami gejolak batin yang luar biasa saat menjadi seorang miliarder.

Pada tahun 1970-an, ketika Masakung berusia 50-an, ia mengalami krisis mental. Kehidupan yang nyaman, uang banyak dan kedudukan terhormat. Masakung jelas ketakutan. Menulis Apa dan Siapa? (2004) benar-benar puncak kejayaan Toko Gunung Agung.

Faktanya, Gunung Agung tidak hanya menerbitkan dan menjual buku. Namun juga mulai berperan dalam sektor pariwisata, jasa dan penukaran mata uang. Karena itu semua, Masagung dinobatkan sebagai miliarder.

“Dia tidak mau menyebutkan jumlah kekayaannya, tapi pajak yang harus dia bayarkan saat rombongan mencapai 200 juta rupiah untuk bea 2 miliar rupiah. Belum termasuk pajak penghasilan atas uang karyawan di atas R2.000,” tulis penulis Apa dan Siapa? (2004) ketika ditanya tentang kekayaan Masakung.

Seperti yang diungkapkan Denys Lombard dalam Nusa Java Silang Budaya (2009), dalam situasi itu Masagung merasa sangat tidak nyaman. Dia takut ketenaran dan kekayaan yang diperolehnya akan menjadi bumerang.

Intinya dia tidak ingin semuanya masuk ke dunia maksiat. Beruntung di tengah keresahan bertemu Ibu Tien Fuad Muntaco, Denys Lombard disebut ahli hipnotis dan telepati karena mengaku bisa melihat Sunan. Kalijaka mendapatkannya saat berusia 19 tahun.

“Setelah pertemuan itu, dia berada di bawah pengaruh spiritual Nyonya Tian dan memutuskan masuk Islam (sebelumnya dia masuk Hindu),” tulis Denis.

Pengaruh dahsyat Tien Fuad Muntaco mampu mengubah kehidupan Masagung secara dramatis dalam Southeast Asian Chinese Personality (2012) dengan mengatakan bahwa ia menjadi lebih Islami dan menjadi tokoh penting dalam menyebarkan ajaran Islam.

Tercatat ia mendirikan Yayasan Jalan Terang yang bertujuan menggalang dana untuk membiayai pembangunan Masjid Wali Songo, rumah sakit, dan museum. Tak hanya itu, ia juga mengikuti khutbah di masjid-masjid ibu kota. Dan tidak lupa mereka aktif mendukung Islam dengan menerbitkan buku-buku Islam.

“Setelah mengalami masa muda yang penuh kegelisahan, sepak terjang Masagung tetap berpegang pada tradisi Jawa dan kecintaannya terhadap ilmu kebatinan yang maju,” Denis Lombard memuji Masagung.

Upaya beliau dalam menyebarkan ajaran Islam terus berlanjut hingga beliau wafat pada tanggal 24 September 1990. Saksikan video di bawah ini: Video: Khasiat Kopi Tradisional Indonesia (mfa/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *