Jurnal Berita

Sebuah Berita dan Informasi dari Seluruh Dunia

Opini

USG Pohon: Seberapa Penting untuk Dilakukan?

Pohon merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Tanpa pohon, bagaimana kita bisa menghirup oksigen?

Saat ini juga sangat populer di kalangan orang-orang yang ingin berwisata alam atau yang sering kita dengar sebagai penyembuhan. Sebenarnya kegiatan ini sudah ada sejak lama, seperti pergi ke gunung atau hutan untuk menghirup udara segar. Namun polusi yang terjadi di kota-kota besar akhir-akhir ini membuat udara semakin tidak bersahabat bagi kita. Meski terdapat pepohonan di kota-kota besar, namun jumlah pohon yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen masyarakat. Peran pepohonan selain sebagai penyedia oksigen bagi manusia, juga mempunyai fungsi sebagai pemberi keteduhan dan memberikan kontribusi terhadap estetika kota. Namun, menemukan tanaman hijau di perkotaan kini semakin sulit. Jumlahnya semakin berkurang dan kondisi pohon belum tentu sehat dan terawat. Di kota-kota besar banyak sekali pohon-pohon yang tumbuh atau hidup begitu saja tanpa memperhatikan kondisinya. Bukan hal yang aneh jika kita memikirkan bagaimana pohon-pohon ini mendapatkan makanan dan air untuk bertahan hidup di tengah reruntuhan beton dan jalanan. Padahal, sebagai makhluk hidup, pohon setara dengan manusia. Mereka perlu makan dan minum. Dan yang tak kalah penting juga perlu dilakukan pengecekan secara berkala untuk mengetahui apakah sehat atau sakit. Saat ini, kami hanya memikirkan apakah pohon yang tumbang akan berdampak pada manusia dan harta benda. Kami hanya berasumsi pohon tumbang karena faktor lingkungan yang buruk, seperti hujan lebat atau angin kencang. Namun kita tidak menyadari bahwa ketika kejadian ekstrim terjadi, beberapa pohon masih bisa bertahan. Mengapa ini terjadi? Apakah pohon tumbang sakit? dan ada dalam kondisi sehat. Mari kita bandingkan pohon dan manusia, keduanya adalah makhluk yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Seiring bertambahnya usia, rata-rata orang menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Namun, ada juga orang yang sudah lanjut usia namun tetap sehat, awet muda, dan bugar. Pohon juga bisa sakit tetapi tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita perlu menjadi dokter pohon yang mampu mendeteksi status kesehatan pohon. Salah satunya adalah teknologi tomografi akustik atau yang sering kita dengar tentang USG tanaman. Secara umum, teknologi tomografi akustik batang dibagi menjadi dua jenis: Ultrasound Tomography (SoT) dan Electrical Resistance Tomography (ERT). Perbedaan keduanya adalah SoT akan mendeteksi kepadatan kayu dan ERT akan mendeteksi kandungan air di dalamnya. Keduanya mempunyai kelebihan dan keterbatasan, misalnya jika kita ingin mengetahui apakah suatu batang pohon berlubang atau tidak maka SoT hanya dapat menghasilkan batang pohon tersebut saja. masih kokoh/utuh atau aus, namun belum tentu berlubang. Jika ditambahkan ERT maka hasil gabungan kedua deteksi tersebut akan mampu mendeteksi lubang atau liang. Misalnya hasil SoT kayu gubalnya aus dan temuan ERT kayunya mempunyai kadar air yang rendah, maka dapat dikatakan demikian. bahwa batang pohon itu terkubur. Sebaliknya jika batang sudah aus dan kadar airnya tinggi maka batang akan membusuk. Prinsip dasar SoT adalah mendeteksi pelapukan dan retakan pada pohon hidup dengan cara yang tidak merusak. atau berbahaya. Alat ini akan mengukur kecepatan gelombang suara yang masuk ke dalam kayu pohon. Cepat rambat bunyi bergantung pada modulus elastisitas dan massa jenis kayu. Kerusakan terutama meliputi penyakit, retakan, lubang dan pembusukan. Teknik observasinya menggunakan dua buah alat yang dimasukkan ke dalam batang pohon, satu sebagai pemancar dan satu lagi sebagai penerima. Gelombang suara yang dipancarkan akan melewati lapisan kayu, memancar keluar dan diterima oleh berbagai sensor. . Jarak antara sensor dan waktu mencapai sensor akan dihitung untuk menentukan kecepatan gelombang (m/s). Seluruh data kecepatan dan geometri batang akan diolah di perangkat lunak dan dibuat gambar 2D. yang menunjukkan derajat pelapukan. Perbedaan warna menunjukkan derajat pelapukan yang berbeda, misalnya pada pemindai tomografi akustik PiCUS 3, semakin terang warnanya (biru-putih), kayu semakin aus. Warna yang lebih gelap (coklat kehitaman) menunjukkan keadaan kayu yang kokoh. . Sedangkan warna hijau melambangkan awal terjadinya proses pelapukan/pembusukan. Dari software tersebut kita juga dapat mengetahui tingkat bahaya dan integritas bar. Jika kita menginginkan bentuk 3D, kita bisa menggunakan beberapa layer pengukuran pada ketinggian tertentu. Saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga telah melakukan analisis kesehatan pohon untuk menjaga kelestariannya, khususnya di kebun raya yang berpusat pada pohon ek. melestarikan di sana. BRIN saat ini juga memiliki Picus 3 Sonic Tomograph dan Arborsonic 3D yang tersebar di 4 kebun raya Indonesia, Bogor, Cibobas, Purwodadi, Bali. Intinya, manusia dan pohon adalah makhluk mahakuasa yang saling berinteraksi dan saling mengambil manfaat. Oleh karena itu, kita dapat lebih menjaga kesehatan pohon dan menyadari pentingnya pohon dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. (miq/miq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *